Bagaimana Jadinya Jika Film Diubah Jadi Cairan DNA?

Percobaan ilmiah ini ternyata pernah dilakukan demi terobosan teknik pengarsipan masa depan.

PlusMinus - Seorang profesor genetika asal Harvard, Dr. George Church, melakukan terobosan besar dalam hal pengarsipan film. Bekerja sama dengan perusahaan produksi film besar Technicolor, Dr. Church mencoba untuk mengkonversi sebuah film menjadi sebuah cairan DNA. Film bisu A Trip to the Moon (1902) pun menjadi film pertama yang digunakan Dr. Church sebagai subyek konversi ini.

Dilansir Daily News, dalam hal ini Dr. Church tak menggunakan DNA asli dari makhluk hidup. Ia mengembangkan cairan DNA yang disebutnya sebagai 'DNA tak natural'. DNA tersebut dibuat lebih kental dan lebih kuat. DNA tak natural memang disempurnakan untuk menyimpan data dan informasi dalam kuantitas yang besar.


Proses konversi film menjadi DNA mempunyai proses yang rumit. Visual dalam film, yang terdiri dari ratusan bahkan ribuan piksel kecil dan masing-masing mempunyai warna tertentu, harus diberi kode tertentu. Church lalu memberi kode untuk masing-masing piksel dengan angka 'nol' dan 'satu'.

Penamaan tersebut juga menyesuaikan warna tiap piksel. Kode yang sudah disusun oleh Church itu kemudian dikonversi menjadi adenine (A), cytosine (C), guanin (G), dan thymine (T). Itulah Unsur-unsur kimia dasar yang digunakan untuk menyusun DNA. Adapun untuk audio filmnya juga mengalami proses serupa. Hanya saja komposisi suaranya dipecah menjadi data dengan byte kecil kemudian dikonversi ke unsur kimia dasar penyusun DNA.

Setelah itu, Dr. Church secara hati-hati melabeli DNA tunggal dengan indeks kimia yang menjelaskan letak piksel dan byte audio berada di sebuah film. Dalam tahap ini, sebuah program komputer mampu melabeli jutaan DNA tunggal yang ada. Hal ini berfungsi agar DNA film ini bisa dikonversi ulang menjadi sebuah film nantinya jika diperlukan. DNA dari satu film diungkap hanya akan sebesar atom, lebih kecil dari sebutir debu.

Adapun DNA Sequencer adalah alat yang diperlukan untuk mengubah cairan DNA kembali ke data film seperti yang kita ketahui sekarang ini. Dr. Church dan Technicolor melakukan percobaan ini bukan tanpa alasan yang jelas.

Cara ini bisa menjadi alternatif cara untuk teknik pengarsipan film dengan benda yang lebih kecil dan memiliki daya tahan lebih lama. DNA bisa bertahan dalam kurun waktu 700 ribu tahun tanpa tempat penyimpanan yang memadai. Jika diberikan tempat penyimpanan yang memadai, DNA bisa tetap aktif dan tak rusak lebih dari 1 juta tahun.

Tetapi, Dr. Church menegaskan bahwa teknik ini belum bisa dijadikan sebuah solusi sepenuhnya. “Jangan menganggap DNA akan segera menggantikan DVD dalam waktu dekat. Ini adalah teknologi baru yang masih butuh pengembangan lebih jauh. Kami tak ingin orang-orang membangun ekspektasi terlalu tinggi sekarang ini,” ungkap Dr. Church, seperti dikutip Dailynews.

Sebelumnya di tahun 2012, Dr. Church juga telah sukses mengkonversi 20 juta salinan bukunya berjudul Regenesis menjadi sebuah DNA.

0 komentar :

Posting Komentar

More

Cari Artikel

Popular Post