Penulis Muda Ini Pilih Mengabdi untuk Masyarakat Desa

Ustaz Miftah, Tenaga Dasamas Di Perumahan Bara Lestari, Desa Keban Agung, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.(Dok Humas APU)

Miftah lebih memilih menjadi pendamping desa. Pengabdiannya mulai membuahkan hasil.

PlusMinus - Miftahul Achyar Kertamuda. Usianya masih muda, 29 tahun. Namun pemuda yang hobi menulis ini sudah menerbitkan sejumlah buku, salah satunya berjudul 'Golden Age'.

Sebagai anak muda, pria asal Palembang ini tentu punya mimpi menjadi sukses laiknya banyak penulis lain. Tetapi, mungkin Miftah punya indikator sukses yang berbeda. Dia lebih memilih mengabdikan diri sebagai Dai Sahabat Masyarakat (Dasamas) yang mendampingi warga desa.

Dasamas adalah sebutan bagi para relawan pendamping desa-desa binaan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al Azhar Peduli Ummat (APU). Miftah yang kini dipanggil dengan sebutan Ustaz memutuskan bergabung menjadi Dasamas usai mendengar pengalaman dari temannya, Ustaz Abaruddin yang mendampingi masyarakat Desa Pelakat, Sumatera Selatan.

Pada Juli 2015, Miftah menerima tamu Tim Indonesia Gemilang yang mampir ke rumahnya di sela kegiatan monitoring dan evaluasi di Desa Pelakat. Salah satu anggota tim yang hadir adalah Presiden Forum Indonesia Gemilang, Sigit Iko Sugondo.

Di hadapan Miftah, Sigit menjelaskan banyak hal terkait program pemberdayaan desa. Penjelasan itu membuat Miftah terperangah.

"Itu kali pertama saya tatap muka langsung dengan Bapak Sigit. Meski cuma beberapa kata yang keluar dari mulut beliau, namun itulah titik awal terikrar dalam hati saya untuk bergabung dengan LAZ APU," kata Miftah.

Tiga bulan setelah itu, tepatnya pada Oktober 2015, Miftah mantap bergabung menjadi Dasamas. Dia ditempatkan di Perumahan Bara Lestari, Desa Keban Agung, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.

Sudah lima bulan Miftah berjuang menjadi Dasamas dan kerap meninggalkan istrinya, Memi Teti Sumanti, serta satu anaknya. Meski terbilang masih belum lama, perjuangan Miftah telah membuahkan banyak kemajuan.

Di antara kemajuan tersebut yaitu berdirinya Saung Ilmu pada 1 November 2015 dengan pengelola sebanyak 20 orang. Saung Ilmu berfungsi sebagai knowledge center sekaligus menjadi pusat interaksi, perencanaan pembangunan desa dan pusat pengetahuan.

Tidak hanya itu, Miftah juga mendirikan pusat pendampingan belajar syariah, Penbel Gemilang. Ada juga perpustakaan mini di saung tersebut.

Lebih membanggakan, dia berhasil membangkitkan kembali semangat gotong royong warga yang sudah luntur. Kini sebanyak 428 KK warga Perumahan Bara Lestari telah bergabung dan merasakan manfaat dari kehadiran Dasamas.

Miftah teringat mimpinya 10 tahun lalu, yang menginginkan kedua adiknya mendalami empat ilmu yaitu agama, pendidikan, kesehatan, dan pertanian.

"Menjadi Dasamas sungguh membuat saya nyaman di hati. Alhamdulillah, ternyata apa yang saya impikan dulu sejalan dengan program Desa Gemilang bahkan saya terlibat langsung di dalamnya. Dan ini sering membuat saya menangis haru," ucap Miftah.

Sumber: Humas Al Azhar Peduli Ummat

0 komentar :

Posting Komentar

More

Cari Artikel

Popular Post